Belanda, Si Pesulap Air

29 April 2015



Jenis Elemen : Water
Negeri Belanda selalu diasosiasikan dengan air. Bagaimana tidak, letak geografis yang lebih rendah dari permukaan laut serta ratusan tahun berurusan dengan banjir, membuat Belanda menjadi ahli dalam pengelolaan air. “Water is in our genes.” Begitu kata salah satu jargon. Tidak salah memang, jika kita melihat perjuangan Belanda mengendalikan air di negara mereka.
Berbicara sejarah Belanda artinya kita berbicara sejarah banjir. Sejak abad ke-12, terdapat beberapa catatan mengenai banjir besar yang menghantam Belanda. Pada tahun 1421, banjir yang disebut St. Elizabeth’s Flood, bahkan tercatat dalam daftar 10 bencana banjir terburuk sepanjang masa. 
Selama berabad-abad, Belanda pun membangun polder, waduk, dan usaha lainnya untuk menciptakan daratan yang bebas banjir. Tahun 1953 bisa jadi merupakan tahun yang kelam karena badai di Laut Utara Eropa menyebabkan banjir besar di Belanda, Belgia, bahkan di Inggris dan Skotlandia. Tercatat 1800 lebih korban jiwa dan kerusakan yang diakibatkan banjir besar ini. Peristiwa inilah yang mencetuskan proyek ambisius Delta Works, pembangunan tanggul penahan gelombang laut. Berpuluh tahun terlewati, Delta Works masih menjadi keajaiban dunia modern karena terbukti mampu mencegah banjir dan membuat Belanda menjadi pionir dalam manajemen air. 
Masalah air bukan hanya soal banjir. Seiring majunya teknologi serta ilmu pengetahuan, Belanda pun berupaya menciptakan air yang layak tidak hanya bagi penduduk Belanda sendiri tapi juga warga dunia. Pertumbuhan populasi yang membuat permintaan akan air bersih terus naik, menjadi salah satu motivasi ilmuwan Belanda dalam menciptakan inovasi terkait dengan air.

·               Air Minum
99.9% rumah tangga di Belanda mempunyai akses untuk air minum yang bersih dan bebas klorin. Banyak perusahaan Belanda yang terkenal dengan keahlian dalam memproduksi air bersih. Salah satunya melalui purifikasi air. Adalah Dutch PWN Technologies, perusahaan Belanda yang berhasil membuat proses purifikasi atau pemurnian air menjadi lebih murah, serta ramah lingkungan dengan teknologi membran keramik. Teknologi ini mampu memfiltrasi air dan memisahkannya dari zat-zat seperti ethanol.
Ada juga teknologi Legionella Chip untuk mendeteksi keberadaan bakteri Legionella, bakteri berbahaya penyebab penyakit yang terdapat di air. Dengan dibuatnya chip ini, diharapkan dapat mendeteksi bakteri Legionella pada air secara akurat.

·            Pengelolaan Air Buangan
Saat kita mandi, mencuci baju, atau mencuci tangan di wastafel, mungkin banyak dari kita yang tidak memikirkan lagi kemana air sisa itu pergi selain ke selokan ya? Tapi tidak begitu untuk beberapa orang seperti Charlotte van Erp Taalman Kip dan ilmuwan lain di TU Delft serta Paques Company. Saat ini Charlotte dan lainnya masih melakukan riset tentang seberapa banyak zat potensial yang bisa dihasilkan dari air sisa atau limbah, seperti zat fospat, nitrogen, algae, paper cellulose dan lainnya.
“No matter how dirty the water is, The Dutch can clean it.” Bukan bermaksud menyombongkan diri, tapi memang ini yang dilakukan orang Belanda. Mereka tahu betapa berharganya air, sehingga inovasi untuk menghasilkan air bersih terus dilakukan. Seperti teknologi Nereda yang dikembangkan oleh Delft Universty, menghasilkan butiran padat yang dibuat dari mikroorganisme untuk purifikasi air yang mudah dan cepat.





Selain teknologi purifikasi air tadi, ada juga perusahaan Belanda yang menciptakan Pharmafilter. Alat filtrasi air yang dapat membersihkan air dari residu obat-obatan atau bahan medis lain. Kerennya, alat ini dapat digunakan langsung di rumah sakit, sehingga produk limbah rumah sakit dapat dikurangi dan didaur ulang.



2. Pharmafilter (source : http://megafon-news.co.il/asys/archives/52719 )


Itulah beberapa contoh bagaimana kerennya Belanda dalam ‘menyulap’ air. Teknologi yang mereka ciptakan juga diaplikasikan di berbagai negara. Dalam hal ini Belanda akan terus berinovasi demi pemenuhan air bersih yang layak di dunia.  Salut!

Referensi :




Note : Tulisan ini diikutsertakan dalam Holland Writing Competition 2015

Post a Comment