wajar

14 February 2012


gue pernah tau seorang perempuan yang sangat begitu menyukai seorang laki-laki. perempuan ini mendeklarasikan bahwa itu 'cinta', bukan hanya sekedar perasaan suka sementara. kalo menurut gue, itu obsesi. dan bukan perasaan yang sehat.

nah kaaan... kesambet apaan gue tiba-tiba ngebahas 'cinta' begini. okay, this was just happened, I accidentally bumped into a blog, belongs to that a so-called girl I told earlier. tanpa bermaksud mengusik privasi dia, well, hey, bukan salah gue kan iseng-iseng baca blognya, toh dia tulis untuk umum juga. dari tulisan dia--dan berdasarkan analisis sotoy gue--maka kesimpulan yang gue dapet, dia 'ga sehat'. bukan gila atau kurang waras, tapi gue merasa memang ada yang salah sama otaknya. sakit psikis-nya, walau raganya sehat-sehat aja.

oke, it did sound really 'sotoy' yaaa... hahaha. but, seriously, I've been observating her for quite time. this wasn't like I had nothing to do and I was stalking on her or what, but just let say, we had a particular bussiness back then, involving some of my best friends. and as long as I remembered, that was an unpleasant thing that she ever done to my best friend. cih!
yaa, baiklah, kejauhan ngelanturnya. kenapa gue bilang dia 'sakit'?
karena kalo cewe 'normal'--normal dalam definisi gue disini berarti masih pakai logika untuk masalah hati, macam 'cinta' ini-- dan menurut gue dia ga normal.

gue ga ngerti, apa ini pertama kalinya dia suka (atau kalau menurut pandangan dia, ini cinta) pada seorang laki-laki. namun untuk seorang perempuan yang 'berkoar-koar' pada prinsip ke-Islam-an termasuk urusan hati, gue tidak melihat dia sebagai contoh yang baik, bagaimana perempuan harusnya bersikap ketika perasaan klise seperti 'cinta' ini datang. (duileeehh... bahasa gueee, tinggi amat kayanya yak).
iya, karena menurut gue, penampilan dia yang mencirikan muslimah yg baik, tidak tercermin dalam sikap dia soal perasaan dia ke lawan jenis tadi.

misalnya yaaa.... menelpon malem-malem sampe menganggu laki-laki yang bersangkutan, agresif parah sampe mengancam bunuh diri (!) segala kalo ga bisa ketemu. dateng sendirian nyamperin si laki-laki itu, yang notabene, menolak dia terang-terangan. ngikutin kemanapun si laki-laki ini, I mean literally. terlalu agresif, bahkan gue masih wondering sampe sekarang.

gue ga bilang kalo gue ini udah 'bener' yaa. maksud gue, se-suka-sukanya gue sama laki-laki, gue masih taro logika dan sopan santun disitu. misal, gue bukan tipe yg akan nelpon rese, apalagi dia bukan siapa-siapa gue (baca : pacar, misalnya). setidaknya gue ga membiarkan perasaan gue mengambil alih logika dan perbuatan gue. of course, I'll do something about it, about my feelings for him. I'll try to call, just to notice him, I'm there. but, I'm playing it cool. bukan, menjadikan gue grasak-grusuk dan jadi cewe menyebalkan di mata dia. seenggaknya, ketika gue tau, perasaan ini ga bersambut, gue masi bisa ketawa karena ga ngerasa bego.

dan sekali lagi, karena ini analisis sotoy, berdasarkan pengamatan kadang-kadang, gue masi merasa perempuan ini, terlalu menyimpan perasaan sampe dia sendiri ngerasa 'tersiksa'. dan perasaan 'tersiksa' karena bertepuk sebelah tangan ini, yg menurut gue, bikin dia 'sakit'.
darimana gue tau? dari blog dia plus cerita orang-orang sekitar.

pelajaran yang gue ambil,
gue mau dan akan menyayangi juga mencintai dia tulus.
secara wajar dan cukup. tidak kurang, tidak juga lebih tapi selalu ada.
tidak membuat gue 'buta' hingga logika pun terlupa.
ah... semoga bisa.

Post a Comment